assalamu’alaikum ustad.
orang tua angkat ane adalah seorang pegawai pos di sebuah kantor pos di cepiring, kendal jawa tengah.
rumah dinasnya menyatu dengan kantornya. sudah dua tahun belakangan
ini uang di kantor sering lenyap dengan tidak wajar. uang yg disimpan
dari transaksi harian yg diletakkan didalam laci kantor pada sore
harinya (jam tutup kantor), sudah dihitung dengan cermat berjumlah 10
juta, namun pada keesokan paginya uang itu setelah dihitung hanya
berjumlah 7,5 juta.
sering begitu tiap malamnya, hingga pada tahun kemaren saja (2008)
orang tua saya menanggung rugi 50 juta. tahun 2007 juga lebih kurang
sebanyak itu. bahkan walaupun letak uang dipindahkan kerumah sebelahnya
tetap saja berkurang.
memang, dari cerita2 yg berkembang di masyarakat sekitar itu, mereka
banyak sekali yg mengatakan bahwa ada di antara penduduk sekitar itu
yang memelihara jin dalam rangka mendapatkan kekayaan (pesugihan).
saya mohon solusinya yang syar’ie ustad, sebab, kasihan orang tua
saya bahkan kemaren sudah memanggil semacam paranormal2 yg notabenenya
mempraktekkan syirik2 seperti itu.
saya tunggu solusi dari ustad… JazakAllah…
Jawaban :
Waalaikumussalam Wr Wb
Saudara Okrisnaldi yang dimuliakan Allah
Semoga Allah memudahkan permasalahan yang sedang dihadapi orang tua
angkat anda dan membimbingnya untuk selalu mencari solusi dengan
cara-cara yang dibenarkan agama.
Jin memang bisa mencuri harta seseorang dari tempat penyimpanannnya,
sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh yang
berkata,”Rasulullah saw menugaskanku untuk menangani zakat ramdhan.
Ketika aku sedang melaksanakannya, seseorang datang dan mulai
menggerayangi makanan sehinga aku membekuknya. Aku berkata’Demi Allah
aku akan membawamu kepada Rasulullah saw!” orang itu memohon dengan
sangat,’Sesungguhnya aku orang miskin dan aku mempunyai tanggugan. Aku
sangat membutuhkan.’ Maka kubiarkan dia pergi.
Pagi berikutnya, Nabi saw berkata,’Wahai Abu Hurairoh, apa yang
dilakukan tawananmu semalam?’ dia berkata,’Dia mengeluh sedang dalam
keadaan membutuhkan dan punya keluarga maka saya membiarkannya pergi.’
Nabi saw mengatakan,’Sesungguhnya dia bohong kepadamu dan ia akan
kembali.’ Karena aku tahu bahwa orang itu akan kembali, maka aku
menunggu dia.
Ketika dia datang dan mulai mengumpulkan makanan, aku menyergapnya
dan berkata,’Aku pasti akan membawamu kepada Rasulullah! Dia memohon
dengan sangat,”Biarkan aku pergi!Sesungguhnya aku miskin dan aku
benar-benar punya keluarga. Aku tidak akan kembali lagi.’ Maka aku
kasihan padanya dan membiarkan dia pergi. Pagi berikutnya Rasulullah
berkata,’Wahai Abu Hurairoh apa yang dilakukan tawananmu semalam? Aku
katakan bahwa aku kasihan padanya dan membiarkannya pergi. Nabi saw
berkata,’Sesungguhnya ia berbohong kepadamu dan dia akan kembali lagi.’
Maka aku menunggu dia dan menangkapnya ketika ia mulai menebarkan
makanan. Aku berkata, ’Demi Allah, aku akan membawamu kepada Rasulullah.
Ini adalah kali yang ketiga, dan engkau berjanji tidak akan kembali.
Namun engkau kembali lagi!’ ia berkata, ‘Biarkan aku memberimu beberapa
kalimat dengan itu Allah akan memberi keuntungan kepadamu.’ Aku
mengatakan, ’Apa itu?’ Dia menjawab,’Bilamana engkau pergi tidur,
bacalah ayat kursi dari awal hingga akhir. Jika engkau membacanya,
seorang penjaga dari Allah akan mendampingimu dan setan tidak akan
mendekatimu sampai pagi.’ Kemudian aku membiarkannya pergi.
Pegi berikutnya Rasulullah saw berkata, ’Apa yang dilakukan tawananmu
semalam?’ Aku menjawab, ’Ia mengajariku beberapa kalimat dengan itu
Allah akan memberi keuntungan padaku, sehingga aku biarkan dia pergi.’
Ketika Nabi saw menanyakan kalimat apa itu, aku mengatakan kepadanya saw
bahwa itu adalah ayat kursi untuk dibaca sebelum pergi tidur. Aku juga
mengatakan pada beliau bahwa orang itu berkata bahwa seorang penjaga
dari Allah akan mendampingiku dan setan tidak akan mendekatiku sampai
aku bangun di pagi hari.’
Nabi saw berkata,’Sesungguhnya ia berkata benar, meskipun ia seorang
pembohong yang terpaksa. Wahai Abu Hurairoh!tahukah kamu dengan siapa
engkau berbicara pada tiga malam lalu itu?’ Aku menjawab,’tidak.’ Beliau
saw menjawab,’Itu adalah jin dari golongan setan.” (HR. Bukhori)
Sebagai seorang muslim tidak sepatutnya mendatangi seorang paranormal
yang menganggap bahwa dirinya bisa mengetahui berbagai kejadian yang
ghaib dikarenakan hal ini dilarang oleh Rasulullah saw, didalam sebuah
haditsnya disebutkan,”Barangsiapa yang mendatangi arrof dan tukang
tenung kemudia orang itu membenarkan apa yang dikatakannya maka sungguh
telah mengingkari apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw” (HR.
Imam yang empat dan Hakim)
Al Baghowi mengatakan bahwa ‘arrof adalah orang mengaku bahwa dirinya
mengetahui tentang berbagai permasalahan, maksudnya : bahwa arrof
adalah orang yang memberikan informasi tentang berbagai kejadian seperti
pencurian dan siapa pencurinya dan kehilangan dan dimana tempatnya.
(Fathul Majid hal 285)
Sebagai seorang muslim yang telah bersyahadat haruslah berlindung
hanya kepada Allah swt Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa dan tidak kepada
selain-Nya didalam urusan-urusan yang tidak ada yang menyanggupinya
kecuali Allah swt.
Yang harus orang tua angkat anda saat ini lakukan selain dari
berbagai upaya manusia untuk tetap menjaga keamanan tempat penyimpanan
uang tersebut baik dengan menguncinya secara rapat, meminta agar seorang
menjaganya dan lainnya maka berbagai upaya untuk terus mendekatkan diri
dan meminta perlindungan kepada Allah juga harus dilakukan, diantaranya
:
1. Membiasakan untuk membaca ayat kursi setiap hari terutama apabila
dia atau orang yang menjaganya hendak pergi tidur, seperti yang
ditunjukkan hadits diatas.
2. Membiasakan untuk melakukan dzikir harian setiap pagi dan petang.
3. Memperbanyak membaca Al Qur’an terutama surat Al Baqoroh,
sebagaimana hadits Rasulullah saw,”Jangan jadikan rumahmu seperti
kuburan, sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang selalu dibacakan
didalamnya surat Al Baqoroh.” (HR. Muslim)
4. Membaca al mu’awwidzatain (surat al Falaq dan an Naas),
sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Sa’id berkata,”Rasulullah saw
biasa meminta perlindungan dari jin dan pandangan jahat sampai al
muawwidzatain diturunkan. Ketika diturunkan, beliau menggunakannya dan
meninggalkan yang selainnya.” (HR. Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar